Kamis, 03 Juli 2014

PUASA


Puasa dalam wujud manusia memiliki berbagai dimensi dan dampak yang begitu banyak, baik dari sisi materi maupun maknawi (spiritual), dan yang paling penting dari semua dimensi yang ada adalah dimensi akhlak dan pendidikannya.

Di antara manfaat penting yang ada dalam puasa adalah melembutkan jiwa, menguatkan kehendak yang ada dalam diri dan menyeimbangkan insting.


Seseorang yang melakukan puasa, selain harus merasakan kelaparan dan kehausan dalam wujudnya, ia juga harus menutup matanya dari kelezatan dan kenikmatan biologis, serta membuktikan dengan amal bahwa ia tidaklah seperti hewan yang terkungkung di dalam kandang dan rerumputan. Karena ia mampu menahan diri dari godaan nafsu dan lebih dominan dari hawa nafsu serta syahwatnya.

Pada hakikatnya, filsafat terpenting puasa terletak pada dimensi ruhani dan maknawi. Yaitu, seseorang yang memiliki seluruh ikhtiyar dan kewenangan dalam berbagai macam makanan serta minuman, yang di saat merasa lapar dan haus ia langsung bisa menikmati apa yang diinginkannya. Keadaannya sebagaimana pepohonan yang tumbuh menyandar di samping dinding yang terletak di pinggiran sebuah aliran air. Pepohonan semacam ini begitu lembut, kurang mampu bertahan dan sangat rentan terhadap serangan berbagai penyakit, serta tidak mempunyai kekuatan bertahan lama. Apabila beberapa hari saja akarnya tidak menyentuh aliran air, pepohonan ini akan segera layu dan menjadi kering.
Lain halnya dengan pepohonan yang tumbuh di sela-sela bebatuan sahara atau yang tumbuh di tengah gunung tandus dan di jalanan yang gersang. Pepohonan yang batang serta dahannya senantiasa dimanjakan oleh angin topan dan teriknya panas matahari yang membakar serta dinginnya angin musim dingin, serta pepohonan yang tumbuh dengan segala kekurangan sejak mada dini pertumbuhannya ini, menjadikannya sebagai batang pohon yang tegar, kuat, penuh kemandirian dan pantang menyerah.

Demikianlah halnya dengan puasa. Ia mempengaruhi jiwa manusia seperti ini. Dan pada batasan-batasan tertenu, ia akan memberikan pertahanan dan kekuatan kemauan dan daya dalam melawan segala peristiwa yang sulit. Ketika naluri liarnya telah terkontrol dengan baik, maka puasa ini akan memancarkan pula cahaya dan kejernihan di dalam kalbunya.

Ringkasnya, puasa dapat memberikan lompatan yang menakjubkan dari alam hewani menuju ke alam malaikat. Allah Swt berfirman, “Supaya Kamu bertakwa.”(QS. al-Baqarah [2]: 183) Ayat ini menjelaskan filsafat diwajibkannya puasa yang mengisyaratkan pada kompleksitas hakikat tersebut.

Demikian juga, hadis masyhur “Puasa merupakan perisai dalam menghadapi api neraka”1 mengisyaratkan pula tentang persoalan ini.

Dalam hadis yang lain, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as bertanya kepada Rasulullah saw., “Apa yang harus kita lakukan supaya setan menjauhi kita? Rasulullah saw. bersabda, “Dengan berpuasa, wajah setan akan berubah menjadi hitam, infak di jalan Allah akan melobangi punggungnya, bersahabat karena Allah dan menjaga amal yang salih akan memotong ekornya,  sedangkan beristigfar akan memutuskan urat nadi kalbunya.”2

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as dalam Nahj al Balaqhah  menjelaskan filsafat ibadah. Berkenaan dengan puasa, beliau berkata; “Puasa itu untuk menguji keikhlasan seorang hamba.”3

Demikian juga di hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda; “Sesungguhnya surga mempunyai sebuah pintu yang bernama Rayyan. Tidak seorang pun yang melewati pintu itu kecuali orang-orang yang berpuasa.”
Almarhum Shaduq r.a dalam Ma’ani al-Akhbar-nya ketika menjelaskan hadis tersebut menulis, “Latar belakang pemilihan nama Rayyan untuk salah satu pintu surga ini adalah kesulitan yang biasanya dihadapi oleh orang-orang yang melakukan puasa, yaitu rasa dahaga. Ketika orang-orang yang berpuasa memasuki surga dan melewati pintu ini, mereka akan meneguk air minum yang ada di dalamnya, sehingga setelah itu mereka tidak akan pernah merasa kehausan lagi untuk selamanya,”

Pengaruh Sosial Puasa


Telah jelas dan bukan merupakan suatu topik yang tersembunyi bahwa puasa merupakan sebuah pelajaran persamaan dan persaudaraan di antara individu masyarakat. Dengan melakukan ajaran ini secara baik dan benar, orang-orang yang mampu sebagaimana para fakir miskin akan ikut merasakan bagaimana menikmati kelaparan dan juga dengan menghemat penggunaan makanan pada siang dan malam hari, mereka akan bisa bergegas untuk membantu para fakir miskin.

Tentunya bisa saja terjadi, dengan hanya menceritakan keadaan orang-orang yang ditimpa kelaparan dan kekurangan ini, orang-orang yang mampu pun akan bisa memberikan atensinya kepada mereka. Tetapi, apabila problem ini dimanifestasikan dalam bentuk praktis, ini akan memberikan kesan yang lebih dalam lagi. Puasa dengan ciri penting seperti ini akan memberikan warna intuitif dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, dalam hadis masyur dari Imam Shadiq as disebutkan bahwa Hisyam bin Hakam bertanaya tentang sebab disyariatkannya puasa atas manusia. beliau menjawab” “Puasa diwajibkan bagi manusia karena di dalamnya terdapat hak persamaan antara orang-orang fakir dengan orang-orang yang cukup. Hal ini dimaksudkan supaya orang-orang yang cukup bisa merasakan rasa lapar, sehingga mereka mau memberikan haknya kepada yang fakir. Karena orang-orang yang cukup umumnya bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan, maka Allah Swt menginginkan adanya persamaan di antara hamba-hamba Nya, dan memberikan rasa lapar, lemas, kesakitan, dan kesulitan serta kepayahan kepada golongan yang cukup ini. Pada akhirnya di dalam kalbu-kalbu mereka akan terbentuk rasa iba dan belas kasih kepada orang-orang yang menderita kelaparan.”

Sebenarnya, apabila negara-negara kaya di dunia ini melakukan puasa beberapa hari saja dalam setahun dan ikut merasakan rasa lapar, apakah mungkin kelaparan di dunia masih ada?

Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan dan Kesembuhan


Dalam ilmu kedokteran masa kini dan masa lalu telah banyak bukti bahwa “imsak” (menahan lapar) mempunyai pengaruh luar biasa yang tidak bisa dipungkiri dalam penyembuhan berbagai macam penyakit.

Hanya sedikit para dokter yang tidak menyinggung kenyataan ini dalam tulisan-tulisannya.
Kita mengetahui bahwa penyebab munculnya banyak penyakit adalah karena manusia berlebihan dalam menyantap beragam makanan, karena kelebihan bahan-bahan tidak bisa tercerna dengan baik di dalam pencernaannya, maka bahan ini akan muncul dalam bentuk lemak yang mengganggu bagian-bagian badan atau berubah menjadi lemak serta kelebihan gula yang tertinggal di dalam darah. Bahan-bahan lebih ini berada di sela-sela urat badan, yang pada hakikatnya merupakan lumpur berbau busuk yang sangat efektif sebagai lahan berkembang biaknya berbagai macam mikroba dan penyakit-penyakit infeksi. Dalam keadaan ini, jalan terbaik yang bisa dipergunakan untuk melawan penyakit tersebut adalah menghancurkan dan membersihkan lumpur berbau busuk tersebut dari badan dengan cara imsak dan puasa

Puasa akan membakar sampah-sampah dan bahan-bahan lebih yang tidak dapat dicerna di dalam badan manusia. Pada dasarnya, dengan melakukan puasa akan terjadi pembaharuan di dalam tubuh manusia.
Puasa, selain merupakan waktu istirahat bagi sistem pencernaan yang perlu mendapat perhatian, juga merupakan fakor pengaruh besar dalam membantu kerja sistem pencernaan. Mengingat bahwa sistem ini merupakan sebuah sistem yang paling peka di antara keseluruhan sistem yang ada di dalam tubuh manusia, sementara di sepanjang tahun senantiasa melakukan pekerjaan, istirahat sejenak bagi sistem ini merupakan suatu hal yang lazim dan amat diperlukan.

Jelaslah kiranya, bahwa orang-orang yang melakukan puasa sesuai dengan aturan yang ada dalam Islam, tidak dibenarkan berlebih-lebihan dalam menyantap makanan ketika berbuka puasa dan sahur, agar mereka memperoleh kesehatan  maksimal. Jika tidak demikian, maka bisa jadi hasil yang muncul akan berlawanan dengan yang seharusnya.

Alex Sufrin, seorang ilmuwan Rusia, dalam bukunya menulis, “Penyembuhan dengan cara berpuasa mempunyai manfaat yang khas untuk penyakit amnesia, diabetes, mata, lemah pernafasan, penyakit jamur yang kronis, luka dalam dan luar, TBC, hydropsy, rematik, kulit yang terkelupas, penyakit kulit, ginjal, liver, dan penyakit-penyakit lainnya. Tetapi, penyembuhan dengan cara berpuasa ini tidak hanya bermanfaat untuk penyakit-penyakit yang tertera di atas, bahkan penyakit-penyakit yang berhubungan langsung dengan jasmani manusia yang bercampur dengan sel-sel badan, seperti kanker, shiphlish, TBC, serta tipes pun bisa disembuhkan dengan melakukan puasa”

Dalam sebuah hadis masyhur, Rasulullah saw. bersabda, “Berpuasalah supaya Kamu menjadi sehat.”
Dalam hadis terkenal lainnya tertulis, “Usus besar merupakan sarang penyakit dan menahan makan merupakan obat paling utama.”

(sumber: 110 Persoalan Keimanan, karya: Syekh Makarim Syirazi)

Minggu, 26 Januari 2014

Istri Harus Taat Suami atau Orang Tua?

Suatu saat, dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik RA dikisahkan—sebagian ahli hadis menyebut sanadnya lemah—, tatkala sahabat bepergian untuk berjihad, ia meminta istrinya agar tidak keluar rumah sampai ia pulang dari misi suci itu. Di saat bersamaan, ayah anda istri sedang sakit. Lantaran telah berjanji taat kepada titah suami, istri tidak berani menjenguk ayahnya.

Merasa memiliki beban moral kepada orang tua, ia pun mengutus seseorang untuk menanyakan hal itu kepada Rasulullah. Beliau menjawab, “Taatilah suami kamu.” Sampai sang ayah menemui ajalnya dan dimakamkan, ia juga belum berani berkunjung. Untuk kali kedua, ia menanyakan perihal kondisi nya itu kepada Nabi SAW. Jawaban yang sama ia peroleh dari Rasulullah, “Taatilah suami kamu.” Selang berapa lama, Rasulullah mengutus utusan kepada sang istri tersebut agar memberitahukan Allah telah mengampuni dosa ayahnya berkat ketaatannya pada suami.

Kisah yang dinukil oleh at-Thabrani dan divonis lemah itu, setidaknya menggambarkan tentang bagaimana seorang istri bersikap. Manakah hak yang lebih didahulukan antara hak orang tua dan hak suami, tatkala perempuan sudah menikah. Bagi pasangan suami istri, ‘dialektika’ kedua hak itu kerap memicu kebingungan dan dilema.

Syekh Kamil Muhammad ‘Uwaidah dalam buku Al Jami’ fi Fiqh An Nisaa’ mengatakan seorang perempuan, sebagaimana laki-laki, mempunyai kewajiban sama berbakti terhadap orang tua. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA menguatkan hal itu. Penghormatan terhadap ibu dan ayah sangat ditekankan oleh Rasulullah. Mengomentari hadis itu, Imam Nawawi mengatakan hadis yang disepakati kesahihannya itu memerintahkan agar senantiasa berbuat baik kepada kaum kerabat. Dan, yang paling berhak mendapatkannya adalah ibu, lalu bapak. Kemudian disusul kerabat lainnya.

Namun, menurut Syekh Yusuf al- Qaradhawi dalam kumpulan fatwanya yang terangkum di Fatawa Mu’ashirah bahwa memang benar, taat kepada orang tua bagi seorang perempuan hukumnya wajib. Tetapi, kewajiban tersebut dibatasi selama yang bersangkutan belum menikah. Bila sudah berkeluarga, seorang istri diharuskan lebih mengutamakan taat kepada suami. Selama ke taatan itu masih berada di koridor syariat dan tak melanggar perintah agama.

Oleh karena itu, imbuhnya, kedua orang tua tidak diperkenankan mengintervensi kehidupan rumah tangga putrinya. Termasuk memberikan perintah apa pun padanya. Bila hal itu terjadi, merupakan kesalahan besar. Pasca menikah maka saat itu juga, anaknya telah me ma suki babak baru, bukan lagi di bawah tanggungan orang tua, melain kan menjadi tanggung jawab suami. Allah SWT berfirman, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan se ba hagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita). (QS an-Nisaa’ [4]: 34).

Meski demikian, kewajiban menaati suami bukan berarti harus memutus tali silaturahim kepada orang tua atau mendurhakai mereka. Seorang suami dituntut mampu menjaga hubungan baik antara istri dan keluarganya. Ikhtiar itu kini—dengan kemajuan teknologi—bisa diupayakan sangat mudah. Menyambung komunikasi dan hubungan istri dan keluarga bisa lewat telepon, misalnya.



Ia menyebutkan beberapa hadis lain yang menguatkan tentang pentingnya mendahulukan ketaatan istri kepada suami dibandingkan orang tua. Di antara hadis tersebut, yaitu hadis yang diriwa yatkan oleh al-Hakim dan ditashih oleh al-Bazzar. Konon, Aisyah pernah berta nya kepada Rasulullah, hak siapakah yang harus diutamakan oleh istri? Rasulullah menjawab, “(hak) suaminya.” Lalu, Aisyah kembali bertanya, sedang kan bagi suami hak siapakah yang lebih utama? Beliau menjawab, “(Hak) ibunya.”


sumber: http://www.republika.co.id/

Rabu, 15 Mei 2013

Akuilah Cinta

Kita tahu
kita percaya
bahwa rasa itu tumbuh sekian lama
dan bernaung di dalam hati
menunggu detik agar mewujudkanya
menjadi kata, kalimat, lalu suara

Aku tak peduli
bila ruang harus menyekat cinta
dan aku mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di ujung hari

Aku tidak peduli meski dibulan tak berbulan sekalipun
ruang masih saja menyekat cinta
dan aku masih saja mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di serambi taman surga

Aku tak peduli
bila langit menggulung mendungnya
dan menghujam bumi dengan ribuan bintik
lalu laut mengamuk menyapu karang yang tegar
tanah terkuak menenggelamkan harapan-harapan besar
dan akhirnya tuhan menyeru kepada malaikat maut
untuk bertebaran menyayat ribuan jiwa

Selelah apapun mataku mencari wujudmu
selelah apapun telinga meraba udara mencari suaramu
selelah apapun kaki berjalan, mengukir jejak mengejar bayangmu
apapun yang kau lakukan
bagaimanapun kau menolaknya
cinta akan tetap berada disana
menunggumu mengakui keberadaannya
kau dan aku tahu itu

Kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
 

Selasa, 05 Februari 2013

membut gelang statis

Assalamu alaikum wr.wb


pada saat merakit komputer,kita pasti brhubungan dengan pasang memasang komponen komputer,contohnya: RAM(Read Only Memory), CPU( Central Processing Unit), VGA( Video Graphics Array).dll



contoh-contoh tersebut sangat rawan kerusakan, jika kita memegang atau menyentuh baian logam atau conektor. kita dapat membuat komponen tersebut tidak panjang umur.
untuk membuat komponen tersebut agar tetap awet..kita harus memakai gelang statis. dikarenkan di dalam tubuh kita terdapat aliran listrik statis yang harus kita netralkan bila kita sedang merakit komputer.cara menetralkan aliran listrik statis dengan menggunakan helang anti statis..
kita dapat membuat nya deng bahan-bahan yang sederhana dan tidak mahal. karena jika kita membeli gelang tersebut,,harganya mencapai lebih dari Rp. 100.000..
bahan dan alat yang diperlukan adalah..

bahan- bahan yag diperlukan:

  1. jepit mulut buaya 1 buah
  2. selongsong skun 1 buah
  3. kabel scerm 1,5m/2 m
  4. elastis 20 cm
  5. skun kabel yang ujungnya berbentuk bulat 1 buah
  6. kancing baju logam 1 buah. kancinya yang besar
  7. pengait tas 1 buah

alat-alat yang dibutuhkan:
  1. solder
  2. timah
  3. penitik
  4. jarum,,
  5. benang
  6. palu
  7. tang bengkok
cara membuat:




  1. kupas kedua ujung kabel
  2. Letakkan salah satu ujung kabel pada skun , jepitkan kedua siripnya dengan tang agar kabel tidak lepas dari skun. Solder kabel dengan skun agar lebih kuat. Masukan selong song skun pada kabel dengan posisi menghadap ke ujung skun.
  3. solderlah salah satu ujung kabel dengan mulut buaya.
  4. masukkan selongsong dari ujung kabel yang satunya dan solderlah sekun dengan kabel
  5. Jahitlah elastis dengan kretekan
  6. pasanglah kancing logam pada sekun yang akan dipasangkan pada elastis bagian tengah. Pukulah kancing logam dengan palu.gar dapat terkunci
  7. Jahitlah salah satu ujung elastis dengan pengait tas, berfungsi sebagai penguncigelang dengan tangan. Lalu pasngkan selongsong dengan skun aatupun jepit mulut buaya.
  8. gelang elastis sudah jadi.kita tinggal memakainya di tangan dengan menempelkan kreteken.


    wasalamu alaikum wr.wb

Senin, 28 Januari 2013

LISTENING TO MUSIC FREE TO BB


klik here

Untuk mendengarkan radio internet, silahkan klik yang berikut ini:
 
 
 
 
 
untuk Hp BB silahkan klik disini



winamp klik disini

Minggu, 26 Agustus 2012

listen free online radio

for you who want to listen to more convenient, please use winamp, itunes or other player